Desain

Arsitektur Rumah

Kamis, 24 Juni 2010

Bambu Ditelan Zaman

Bambu Sudah Tak Mampu Melawan Baja

Bogor - Batang-batang pohon bambu yang menjulur panjang, bergemerisik saat di tiup angin di Cibinong, Bogor. Seorang kakek, dengan santai menebang beberapa batang, lalu membersihkan batang bambu itu dengan golok yang tajam. Haji Amang (62) nama kakek itu. Berjualan batang bambu adalah kegiatannya untuk mencari nafkah.

"Ini saya kumpulkan, nanti juga ada langganan yang mencari untuk beli ini semua. Di sini memang masih banyak hutan bambunya," katanya kepada detikcom di tempatnya berjualan bambu dekat kompleks Pemda Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Amang menjelaskan, di sejumlah kawasan Bogor masih banyak pohon bambu. Kebanyakan bambu-bambu ini dibeli sejumlah pedagang bambu untuk diolah lagi, mulai dari tiang bendera, anyaman bilik, kerai, kursi, meja dan berbagai perabotan lain. Bambu berukuran sedang biasanya diolah menjadi perabotan. Sebatang bambu dijual antara Rp 5.000-20.000, tergantung ukuran.

"Biasanya akan dibawa ke Bogor atau ke Jakarta. Di sana bambu pilihan akan diolah. Tapi kalau untuk rumah, langsung saja dibeli," ujarnya.

Amang menjelaskan, pada saat dia masih anak-anak, orang masih membawa bambu untuk dijual lewat sungai, seperti Sungai Ciliwung. Caranya, bambu itu diikat menjadi rakit sampai tempat tujuan. Rakit dibongkar di tempat tujuan, dijemur baru bisa dijual. Namun sekarang, Amang mengaku semakin jarang orang membutuhkan bambu. Untuk menjual bambu sebagai material bangunan, Amang harus bersaing dengan penjual kayu kaso atau atap baja ringan.

"Ya sejak ada kaso-kaso kayu dan plat baja tipis, sudah langka orang pakai bambu untuk atap rumah. Paling untuk bahan kerai, kipas bambu, perabotan rumah dan kursi meja aja. Itu saja sudah jarang banget," ungkapnya. Amang, baru sedikit lega jika menjelang perayaan HUT RI bulang Agustus. Banyak orang membeli bambu untuk tiang bendera dan hiasan 17 Agustusan. Namun untuk hari ini dan besok-besok hari, Amang hanya memastikan bambunya selesai dipotong dan dirapihkan. Dalam gemerisik batang-batang bambu yang tertiup anging, Amang hanya bisa berdoa agar ada sedikit uang yang bisa dia hasilkan. Pohon bambu yang memiliki nama latinnya Bambusa Sp yang mungkin sudah berabad-abad digunakan manusia itu. Selain digunakan untuk bahan bangunan, perabotan rumah tangga, rebung bambu muda pun bisa menjadi santapan makanan yang lezat. Bambu yang di Indonesia juga disebut Aur, Buluh, Awi atau Pring ini, saat tumbuhan masih muda akan terlihat bergoyang-goyang diterpa hembusan angin. Maka tak heran semua pohon bambu melengkung diatasnya, yang bisa digunakan untuk janur atau umbul-umbul. Bambu sendiri digunakan masyarakat pedesaan di Indonesia karena memiliki sifat antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air, serta alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai, reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bahan penghara industri supit, alat ibadah, serta barang kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain. Ternyata saat ini terdapat sekitar 1.000-an species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri ditemukan sekitar 60 jenis. Sebut saja beberapa jenis bambu yang telah dikenal masyarakat seperti Bambu Ampel, Bambu Petung, Bambu Apus (Tali), Bambu Wulung (hitam), Bambu Batu, Bambu Cangkoreh, Bambu Ater, Bambu Manggong, Bambu Jala (Cakeutreuk) dan Bambu Jalur. Masih banyak lagi jenis bambu lainnya, dan semua jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda dan ada yang hanya bisa digunakan untuk pembuatan tertentu saja, misalnya suling atau untuk alat musik. Itulah bambu, rimbunan pohon bambu memang sangat menyejukan ketika berada di dekat rumah kita atau pekarangan. Seperti diungkapkan penyanyi gaek, Achmad Albar, lewat grupnya Godbless dengan judul Rumah Kita. "Hanya bilik bambu, tempat tinggal kita. Tanpa hiasan, tanpa lukisan. Beratap jerami, beralaskan tanah. Namun semua ini, punya kita. Memang semua ini punya kita, sendiri..."

Sumber : detikNews

0 komentar:

Posting Komentar